watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

BUAH DADA GADIS SALON

Sepulang kantor, tubuhku menjadi tambah penat
sehabis mengerjai Lia tadi. Kuparkir Mercy
kesayanganku di sebuah mall yang terletak tak
jauh dari kantorku. Kubergegas menuju sebuah
salon dengan dekorasi yang didominasi warna
merah itu.
“Mau diapain Pak” tanya resepsionis yang cantik.
Kulihat namanya yang terpampang di dada.
Anggi, namanya.
“Creambath sama refleksi” jawabku.
“Mari dicuci dulu Pak” Anggi menyilahkanku ke
tempat cuci.
Tak lama pegawai salon yang akan merawat
rambutkupun datang. Kuperhatikan dia tampak
masih ABG. Dengan tubuh yang kecil dan kulit
sawo matang tapi bersih, wajahnya pun tampak
manis dan imut. Walaupun tak secantik Lia, tapi
wajahnya yang menyiratkan kemudaan dan
keluguan itu menarik hatiku. Tapi yang paling
menyedot perhatianku adalah buah dadanya
yang besar untuk ukuran tubuhnya. Dengan
tubuh yang mungil, buah dadanya tampak
menonjol sekali dibalik seragamnya yang
berwarna hitam itu.
Perawatanpun dimulai. Pijatan Dian, nama gadis
itu, mulai memberikan kenikmatan di tubuhku
yang lelah. Tetapi tak kuduga setelah aku
menyetubuhi Lia tadi, gairahku kembali timbul
melihat Dian. Terutama karena buah dadanya
yang tampak masih padat dan kenyal itu. Benar-
benar sexy sekali dilihatnya, ditambah dengan
celana jeansnya yang sedikit di bawah pinggang
sesuai mode masa kini, sehingga terkadang
perutnya tampak ketika dia memijat bagian atas
kepalaku.
Setelah creambath, Dianpun yang memberikan
layanan refleksi. Karena tempat dudukku lebih
tinggi darinya, kadang ketika dia agak
menunduk, aku dapat melihat belahan dadanya
dari balik T-shirtnya yang kancingnya sengaja
dibuka. Begitu indah pemandangan itu.
Semenjak aku menikmati Tari, gadis SMP dulu,
belum pernah aku menikmati ABG belasan tahun
lagi. Terlebih dulu Tari berdada kecil, sementara
aku ingin mencoba ABG berdada besar seperti
Dian ini.
Akupun mengajaknya mengobrol. Ternyata dia
baru lulus SMA dan berusia 18 tahun lebih
sedikit. Mau melanjutkan sekolah tidak ada biaya,
dan belum mendapatkan kerja yang sesuai. Dia
bekerja di salon tersebut sambil mencari-cari
kerja yang lain yang lebih baik.
Singkat kata, aku tawarkan dia untuk melamar di
perusahaanku. Tampak dia berseri-seri
mendengarnya. Aku sarankan sehabis jam
kerjanya kita dapat mengobrol lebih jauh lagi
mengenai pekerjaan itu. Diapun setuju untuk
menemuiku di food court selepas pulang kerja
nanti.
Jam 8.00 malam, Dian menemuiku yang
menunggunya di tempat yang telah disepakati
itu. Kupesan makan malam sambil kita
berbincang-bincang mengenai prospeknya
untuk bekerja di perusahaanku. Kuminta dia
mengirimkan surat lamaran serta ijazahnya
secepatnya untuk diproses. Kubilang ada
lowongan sebagai resepsionis di kantorku.
Memang cuma ada Noni resepsionis di kantorku,
sehingga aku merasa perlu untuk menambah
satu lagi. Setidaknya itulah pikiranku yang sudah
diseliputi hawa nafsu melihat kemolekan tubuh
muda Dian.
Sambil berbincang, mataku terus mengagumi
buah dadanya yang tampak sekal menggiurkan
itu. Ingin rasanya cepat-cepat kujilat dan kuhisap
sepuas hati. Dian tampak menyadari aku
menatap dadanya, dan dia tampak tersipu malu
sambil berusaha menutup celah T-shirtnya.
Sehabis makan malam, aku tawarkan untuk
mengantarnya pulang. Sambil meneruskan
wawancara, alasanku. Dianpun tidak menolak
mengingat dia sudah ingin sekali pindah tempat
kerja. Terlebih penampilanku membuatnya
semakin yakin. Di dalam mobil, dalam
perjalanan, kuteruskan perbincanganku
mengenai job description seorang resepsionis di
kantorku. Sambil berbincang kucoba meraba
pahanya yang terbungkus jeans ketat. Sesekali
tangannya menolak rabaan tanganku.
“Jangan Pak.. malu” alasannya.
Sementara itu, nafsuku sudah begitu
menggelora dan motel jam-jaman
langganankupun sudah hampir tampak.
“Dian.. Terus terang saja.. Kamu memenuhi
semua persyaratan.. Hanya saja kamu harus
bisa melayani aku luar dalam untuk bekerja di
perusahaanku.” tegasku sambil kembali
mengerayangi pahanya. Kali ini tidak ada
penolakkan darinya.
“Tapi Pak.. Dian nggak biasa..”
“Yach kamu mulai sekarang harus membiasakan
diri ya..” kataku sambil meremas pahanya
dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku
membelokkan setir Mercyku ke pintu masuk
motel langgananku itu.
Mobilku langsung masuk ke dalam garasi yang
telah dibuka oleh petugas, dan pintu garasi
langsung ditutup begitu mobilku telah berada di
dalam. Kuajak Dian turun dan kamipun masuk
ke dalam kamar. Kamar motel tersebut lumayan
bagus dengan kaca yang menutupi dindingnya.
Tak lama, petugas motel datang dan akupun
membayar rate untuk 6 jam.
Setelah si petugas pergi, kuajak Dian untuk
duduk di ranjang. Dengan ragu-ragu dia patuhi
perintahku sambil dengan gugup tangannya
meremas-remas sapu tangannya. Kusibakkan
rambutnya yang ikal sebahu dengan penuh
kasih sayang, dan mulai kuciumi wajah calon
resepsionisku ini. Kemudian kuciumi bibirnya
yang agak sedikit tebal dan sensual itu. Tampak
dia hanya bereaksi sedikit sambil menutup
matanya. Hanya nafasnya yang mulai
memberat..
Kurebahkan tubuhnya di atas ranjang, dan
langsung tanganku dengan gemas merabai dan
meremasi buah dadanya yang ranum itu. Aku
sangat gemas sekali melihat seorang ABG bisa
mempunyai buah dada seseksi ini. Kuangkat T-
shirtnya, dan langsung kujilati buah dadanya
yang masih tertutup BH ini. Kuciumi belahan
dadanya yang membusung. Ahh.. Seksi sekali
anak ini. Dia masih tetap menutup matanya
sambil terus meremas-remas sapu tangan dan
seprei ranjang ketika aku mulai menikmati buah
dadanya. Kubuka pengait BHnya yang tampak
kekecilan untuk ukuran buah dadanya, dan
langsung kuhisap dan kujilati buah dada gadis
salon ini.
“Eh.. Eh..” hanya erangan tertahan yang keluar
dari mulutnya. Dian tampak menggigit bibirnya
sendiri sambil mengerang ketika lidahku menari
di atas putingnya yang berwarna coklat. Dengan
cepat puting itu mengeras pertanda siempunya
sedang terangsang hebat.
Segara kulucuti semua pakaianku sehingga aku
telanjang bulat. Kemaluanku telah tegak ingin
merasakan nikmatnya tubuh gadis muda ini.
Akupun duduk di atas dadanya dan kuarahkan
kemaluanku ke mulutnya.
“Jangan Pak.. Dian belum pernah..” katanya
sambil menutup bibirnya rapat.
“Ya kamu harus mulai belajar donk..” jawabku
sambil menyentuhkan kemaluanku, yang
panjangnya hampir sama dengan panjang
wajahnya itu, ke seluruh permukaan wajahnya.
“Katanya mau jadi pegawai kantoran..” aku
mengigatkan.
“Tapi nggak akan muat Pak.. Besar sekali”
“Ya kamu coba aja sedikit demi sedikit. Dimulai
dari ujungnya dulu ya sayang..” perintahku lagi.
Dianpun mulai membuka mulutnya. Kusodorkan
kemaluanku dan sedikit demi sedikit rasa hangat
yang nikmat menjalari kemaluanku itu, ketika
Dian mulai menghisapnya. Kuangkat kepalanya
sedikit sehingga dia lebih leluasa menghisapi
kemaluan calon bosnya ini.
“Ya.. Begitu.. Sekarang coba lebih dalam lagi”
kataku sambil mendorong kemaluanku lebih
jauh ke dalam mulutnya.
Kemudian kutarik keluar kemaluanku dan
kuarahkan mulut gadis ABG ini ke buah zakarku.
“Sekarang kamu jilat dan hisap ini ya.. Sayang”
Dianpun menurut. Dijilatinya dan kemudian
dihisapnya buah zakarku satu per satu. Demikian
selama beberapa menit aku duduk di atas dada
Dian dan mengajarinya memberikan kenikmatan
dengan menggunakan mulutnya. Mulutnya
tampak penuh sesak ketika ia menghisapi
kemaluanku.
Setelah puas menikmati hangatnya mulut Dian,
aku kembali gemas melihat buah dadanya yang
membusung itu. Kembali kunikmati buah
dadanya dengan mulutku. Kembali Dian
mengerang tertahan sambil mengatupkan
bibirnya. Sementara itu, akupun melucuti celana
jeansnya dan sekalian celana dalamnya. Tampak
vaginanya yang bersih tak berbulu seperti
menantang untuk digenjot kemaluanku.
Tanganku meraba-raba vaginanya dan tak lama
menemukan klitorisnya. Kuusap-usap klitorisnya
itu, sementara mulutku kembali dengan gemas
menikmati buah dadanya yang besar
menantang. Terdengar dengusan nafas Dian
semakin dalam dan cepat. Matanya masih
menutup demikian juga dengan bibirnya.
Tangannya tampak semakin keras meremas
sprei ranjang kamar. Aku sudah ingin
menyetubuhi gadis petugas creambath ini.
Kurenggangkan pahanya sementara kuarahkan
kemaluanku ke liang nikmatnya.
“Pelan-pelan ya Pak..” pintanya sambil membuka
mata.
Tak kujawab, tapi mulai kudorong kemaluanku
menerobos liang vaginanya. Memang dia sudah
tidak perawan lagi, tetapi vaginanya masih
sempit menjepit kemaluanku.
“Ahh..” jeritnya ketika kemaluanku telah
menerobos vaginanya. Tak kuasa lagi dia untuk
menahan jeritan nikmatnya.
Mulai kugenjot vaginanya, sambil kuremas-
remas buah dadanya. Makin keras erangan Dian
memenuhi ruangan itu.
“Ahh.. Ahh..” erangnya seirama dengan
goyanganku.
Buah dadanya bergoyang menggiurkan ketika
aku memompa vaginanya. Sesekali kuhentikan
goyanganku untuk kembali menghisapi buah
dadanya yang besar dengan gemas. Hampir 20
menit terus kupompa gadis manis pegawai
salon ini. Tiba-tiba dia mengerang dan
mengejang hebat tanda orgasme. Tampak butir
keringat mengalir membasahi wajahnya yang
manis. Kuseka keringatnya dengan penuh kasih
sayang.
Kemudian kunaiki kembali tubuhnya dan kali ini
kuletakkan kemaluanku diantara buah dadanya
yang kenyal itu. Tanganku merapatkan buah
dadanya, sehingga kemaluanku terjepit
diantaranya. Nikmat sekali rasanya dijepit buah
dada gadis ABG semanis dia. Mulai kugoyangkan
badanku maju mundur sehingga buah dadanya
yang kenyal menggesek-gesek kemaluanku
dengan nikmat. Kadang kulepaskan kemaluanku
dari himpitan buah dadanya untuk kemudian
kusorongkan ke mulutnya untuk dihisap.
Kemudian kembali kujepitkan diantara buah
dadanya yang ranum itu.
Kira-kira 15 menit lamanya kemaluanku
menikmati kenyalnya buah dada dan hangatnya
mulut Dian. Akupun merasa akan orgasme, dan
tak lama kusemburkan cairan ejakulasiku di atas
buah dada Dian. Dengan kemaluanku, kuoleskan
spermaku keseluruh permukaan buah dadanya
yang sangat membuatku gemas itu.
“Pak.. Jangan bohong lho janji Bapak..” ujar Dian
saat kami telah meluncur kembali di dalam
mobilku.
“Oh nggak, sayang.. Cepat saja kamu kirim
lamarannya ya” jawabku.
Dianpun tersenyum senang mendengarnya.
Terbayang olehnya kerja di kantor yang
merupakan cita-citanya. Akupun tersenyum
senang membayangkan buah dada Dian yang
akan dapat aku nikmati sepuasnya nanti.
Kuturunkan Dian dipinggir jalan sambil kuberi
uang untuk ongkos taksi.
“Terimakasih ya Pak Robert” katanya ketika dia
turun dari mobilku.
“Sama-sama Dian” jawabku sambil
melambaikan tangan.
Kukebut mobilku menuju jalan tol. Hari telah
larut malam. Jalanan telah menjadi lenggang.
Ingin rasanya cepat sampai di apartemanku
setelah hari yang melelahkan ini. Tiba-tiba aku
sadar kalau aku belum mentest secara seksama
kemampuan Dian untuk menjadi resepsionis.
Interpersonal skill, bahasa Inggris, telephone
manner, dan lain-lain. Rupanya aku hanya
terbuai oleh buah dadanya yang nikmat itu.
Biarlah nanti bagian HRD yang mentestnya,
pikirku. Kalau lulus ya diterima, kalau nggak ya
nggak apa-apa. Toh aku sudah puas menikmati
buah dadanya he.. He..
Kubuka jendela untuk membayar tol. Setelah
membayar, langsung aku tancap gas melintasi
kota Jakarta di waktu malam. Lagu “Breakin’
Away”nya Al Jarreau mengisi sepinya suasana
dalam mobilku.


Adult | GO HOME | Exit
1/1276
U-ON

inc Powered by Xtgem.com